Seksualitas dan Gender

 SEKSUALITAS DAN GENDER

Perbedaan Istilah Gender dan Seks | DETaK USK

1. Physical dan Psychological Side dari Seksualitas

  • Fisik, seksualitas melibatkan organ-organ seksual dan respons seksual seperti ereksi pada pria dan lubrikasi pada wanita. Hormon seksual juga memainkan peran penting dalam mengatur fungsi seksual. Misalnya, hormon testosteron pada pria berperan dalam mengatur hasrat seksual dan fungsi ereksi. Pada wanita, hormon estrogen dan progesteron juga berperan dalam mengatur fungsi seksual.

  • Psikologis, melibatkan hasrat seksual, fantasi seksual, dan preferensi seksual merupakan aspek-aspek psikologis dari seksualitas. Faktor-faktor psikologis seperti emosi, keyakinan, dan pengalaman masa lalu juga dapat mempengaruhi hasrat seksual dan preferensi seksual seseorang.

    Dalam keseluruhan, seksualitas melibatkan interaksi kompleks antara aspek fisik dan psikologis. Faktor-faktor biologis seperti hormon memainkan peran dalam mengatur fungsi seksual, tetapi faktor-faktor psikologis juga penting dalam membentuk hasrat seksual dan preferensi seksual seseorang.

2. Sexual Behaviour dan Respon

    Sexual behavior merujuk pada tindakan dan aktivitas yang dilakukan individu untuk mengekspresikan seksualitas mereka. Ini dapat mencakup aktivitas seperti hubungan seksual, masturbasi, seks oral, dan seks anal. Sexual behavior juga mencakup berbagai bentuk ekspresi seksual, preferensi, dan keinginan yang mungkin dimiliki individu.

    Respon seksual manusia merujuk pada perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama aktivitas seksual. Masters dan Johnson mengidentifikasi empat tahap siklus respon seksual dalam penelitian mereka yang terkenal. Meskipun tahapan ini mirip pada pria dan wanita, ada beberapa perbedaan. Selain itu, transisi antara tahapan tidak selalu terdefinisi dengan baik seperti yang dijelaskan dalam deskripsi tahapan, dan durasi waktu yang dihabiskan dalam setiap fase dapat bervariasi dari pengalaman ke pengalaman dan dari individu ke individu.

Sexual Behavior | Introduction to Psychology

  • Tahap pertama adalah tahap kegembiraan (excitement), yang merupakan awal dari gairah seksual dan dapat berlangsung dari 1 menit hingga beberapa jam. Detak jantung meningkat, tekanan darah naik, pernapasan menjadi cepat, dan kulit mungkin terlihat memerah, terutama di area dada atau payudara. Pada wanita, klitoris membengkak, bibir vagina terbuka, dan bagian dalam vagina menjadi basah sebagai persiapan untuk hubungan seksual. Pada pria, penis menjadi ereksi, testis menarik ke atas, dan kulit skrotum menjadi kencang. Puting susu akan mengeras dan menjadi lebih tegang pada kedua jenis kelamin, tetapi terutama pada wanita.

  • Tahap kedua adalah tahap plateau, di mana perubahan fisik yang dimulai pada tahap pertama berlanjut. Pada wanita, bagian luar vagina membengkak dengan peningkatan aliran darah ke daerah tersebut, sementara klitoris menarik diri di bawah kulup klitoris tetapi tetap sangat sensitif. Bibir luar vagina menjadi lebih merah. Pada pria, penis menjadi lebih ereksi dan mungkin mengeluarkan beberapa tetes cairan. Tahap ini mungkin hanya berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit.

  • Tahap ketiga adalah orgasme, tahap terpendek dari ketiga tahap dan melibatkan serangkaian kontraksi otot yang berirama yang dikenal sebagai orgasme. Pada wanita, ini melibatkan otot-otot dinding vagina dan dapat terjadi beberapa kali, berlangsung sedikit lebih lama daripada pengalaman orgasme pada pria. Rahim juga berkontraksi, menciptakan sensasi yang menyenangkan. Pada pria, kontraksi otot di sekitar penis memicu pelepasan air mani, cairan yang mengandung sel sperma pria. Pria biasanya hanya memiliki satu orgasme yang intens. Waktu juga berbeda antara wanita dan pria, dengan wanita membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai orgasme daripada pria dan wanita membutuhkan lebih banyak stimulasi untuk mencapai orgasme.

  • Tahap keempat adalah resolusi, tahap akhir dari respon seksual di mana tubuh kembali ke keadaan normal sebelum gairah dimulai. Darah yang mengalir ke pembuluh darah di berbagai area alat kelamin kembali normal; detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan kembali normal. Pada pria, ada periode refraktori di mana orgasme lain tidak mungkin terjadi.

    Perilaku seksual dan respon seksual dapat bervariasi antara individu dan dapat dipengaruhi oleh faktor seperti preferensi pribadi, norma budaya, dan pengalaman individu. Selain itu, orientasi seksual, yang merujuk pada daya tarik seksual dan kasih sayang seseorang terhadap anggota lawan jenis atau sesama jenis, juga dapat mempengaruhi perilaku seksual dan respon seksual.

3. Kesehatan dan Gangguan Seksualitas

    Kesehatan seksual melibatkan aspek fisik dan psikologis dari seksualitas manusia. Faktor-faktor seperti infeksi menular seksual (IMS), disfungsi seksual, dan gangguan reproduksi dapat mempengaruhi kesehatan seksual seseorang.

a. Infeksi Menular Seksual (IMS)

  • Infeksi yang menyebar terutama melalui kontak seksual.

  • Contoh IMS yang umum meliputi klamidia, sifilis, gonore, herpes genital, dan kutil kelamin.

  • IMS dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, pembengkakan, keluarnya cairan, dan bahkan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infertilitas atau peningkatan risiko kanker.

  • Pengobatan IMS biasanya melibatkan penggunaan antibiotik untuk infeksi bakteri, tetapi infeksi virus seperti herpes genital tidak dapat disembuhkan dan hanya dapat dikendalikan dengan obat antivirus.

b. Disfungsi seksual

  • Masalah dalam fungsi seksual yang dapat mempengaruhi kepuasan dan kualitas kehidupan seksual seseorang.

  • Contoh disfungsi seksual meliputi disfungsi ereksi pada pria, gangguan gairah seksual, ejakulasi dini, dan gangguan orgasme.

  • Faktor-faktor seperti stres, kecemasan, masalah hubungan, dan kondisi medis tertentu dapat berkontribusi terhadap disfungsi seksual.

  • Pengobatan disfungsi seksual dapat melibatkan terapi psikologis, perubahan gaya hidup, atau penggunaan obat-obatan tertentu.

c. Gangguan reproduksi

  • Gangguan reproduksi meliputi masalah seperti:

  1. Gangguan keinginan seksual: Ketidakmampuan untuk merasakan keinginan seksual yang memadai atau hilangnya keinginan seksual secara persisten.

  2. Gangguan gairah seksual: Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan gairah seksual yang cukup selama aktivitas seksual.

  3. Gangguan orgasme: Ketidakmampuan untuk mencapai orgasme atau orgasme yang terlalu cepat atau terlambat.

  4. Gangguan nyeri seksual: Rasa sakit yang dialami selama atau setelah aktivitas seksual, seperti dispareunia (nyeri saat berhubungan seksual) atau vaginismus (kram otot vagina yang menghambat penetrasi).

  • Faktor-faktor seperti ketidakseimbangan hormon, gangguan struktur atau fungsi organ reproduksi, dan masalah genetik dapat berkontribusi terhadap gangguan reproduksi.

  • Pengobatan gangguan reproduksi dapat melibatkan terapi hormonal, pembedahan, atau teknologi reproduksi bantu seperti inseminasi buatan atau fertilisasi in vitro.


Nama    : Sita Miftahul Jannah

NIM      : 2310322021

Kelas     : B

Jurusan  : Psikologi

Komentar

Postingan Populer