Gestalt dan Psikologi Kognitif
GESTALT DAN PSIKOLOGI KOGNITIF
1. Pencetus Psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Data-data dalam psikologi Gestalt disebut sebagai phenomena (gejala)
a. Max Wertheimer (1880-1942)
Max Wertheimer awalnya mengembangkan gagasan psikologi gestalt setelah mengalami pengalaman persepsi unik selama perjalanan kereta api dari Wina ke Rheinland, di mana ia mengamati gerakan gunung dan tiang listrik. Wertheimer berpendapat bahwa persepsi memiliki struktur yang berbeda dari sensasi, dengan sensasi bersifat elementer.
Pendiri Psikologi Gestalt setelah menemukan penemuan yang diberi nama Phi Phenemenon yang dilakukannya pada tahun 1912 menggunakan stroboskop mainan di stasiun kereta api di Frankfurt.
Teori gestalt kemudian diuraikan dalam artikel "On Apparent Movement" yang ditulis oleh Max Wertheimer pada tahun 1912. Teori gestalt berfokus pada konsep "keseluruhan" atau "gestalt" dalam pemahaman jiwa.
Kata gestalt sendiri berasal dari bahasa Jerman dan mengacu pada konsep keseluruhan yang dianut oleh Wertheimer.
Wertheimer berpendapat bahwa jiwa tidak dapat direduksi menjadi unsur-unsur terpisah, dan arti dari jiwa hanya dapat dipahami melalui hubungan kesatuan antara bagian-bagian jiwa.
Teori gestalt muncul sebagai alternatif terhadap pendekatan reduksionis yang diterapkan dalam strukturalisme dan behaviorisme.
Pengembangan teori gestalt melibatkan metode pengamatan dan penyelesaian masalah, dan teori ini juga berperan dalam pemahaman tentang belajar.
Keberadaan teori gestalt juga memulai perkembangan psikologi kognitif, dan penelitian yang dilakukan oleh Wertheimer, Wolfgang Köhler, dan Kurt Koffka dalam psikologi gestalt menjadi dasar bagi pengembangan pandangan konstruktivisme
- Pada tahun 1923, pada buku "Investigation of Gestalt Theory" Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt, yaitu:
- Law of Proximity (Hukum Kedekatan) yaitu unsur-unsur yang saling berdekatan dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
- Law of Clousure (Hukum Ketertutupan) yaitu orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola objek atau pengamatan yang tidak lengkap.
- Law of Equivalence (Hukum Kesamaan) yaitu sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu objek yang saling memiliki.
b. Kurt Koffka (1886-1941)
- Penyajian yang sistematis dan
pengamalan dari prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi, mulai
persepsi, belajar, mengingat, sampai kepada psikologi belajar dan psikologi sosial.
- Teori Koffka tentang belajar didasarkan pada anggapan bahwa belajar dapat diterangkan dengan prinsip-prinsip psikologi Gestalt. Teori Koffka tentang belajar antara lain:
- Jejak ingatan (memory traces), adalah suatu pengalaman yang membekas di otak.
- Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan.
- Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.
c. Wolfgang Kohler (1887-1967)
- Dalam buku “The Mentality of Apes” Kohler menuangkan penelitiannya yang
menghasilkan kesimpulan bahwa apabila organisme dihadapkan pada masalah atau
problem, maka akan terjadi ketidakseimbangan kognitif, dan hal ini akan
berlangsung sampai masalah tersebut terpecahkan.
- Psikolog Gestalt
berpendapat apabila terdapat ketidakseimbangan kognitif akan mendorong
organisme menuju ke arah keseimbangan.
- Kohler
menyimpulkan bahwa organisme dalam memperoleh pemecahan masalah yang
dihadapinya adalah dengan pengertian atau insight.
- Organisme mulai melihat solusi setelah memikirkan problem. Pembelajaran memikirkan semua unsur yang dibutuhkan untuk memecahkan problem dan menempatkannya bersama dalam satu cara dan kemudian ke cara-cara lainnya sampai problem terpecahkan. Ketika solusi muncul, organisme mendapatkan wawasan atau insight tentang solusi problem.
2. Perceptual Contancies and Gestalten
a. Perceptual Contancies
Mengacu pada cara seseorang merespon objek seolah-olah objek tersebut sama, meskipun rangsangan sebenarnya yang diterima indra mungkin sangat bervariasi. Kohler menegaskan bahwa Perceptual Contancies adalah cerminan langsung dari aktivitas otak yang sedang berlangsung dan bukan hasil dari sensasi ditambah pembelajaran. Alasan seseorang menganggap suatu objek sama dalam berbagai kondisi adalah hubungan antara objek itu dengan objek lainnya tetap sama, oleh karena itu, pengalaman mental (persepsi) pun sama.
b. Perceptual Gestalten
The Figure-Gound Relationship
The figure-ground relationship adalah konsep dalam psikologi persepsi yang mengacu pada cara memisahkan elemen-elemen visual atau auditif dalam lingkungan menjadi dua bagian utama: "figur" (bentuk) dan "ground" (latar belakang).
- Figur (Bentuk): elemen utama atau objek yang menjadi pusat perhatian dalam pengalaman persepsi. Figur biasanya memiliki ciri-ciri yang lebih menonjol, seperti bentuk yang lebih terang, lebih besar, atau lebih terdefinisi dengan jelas dibandingkan dengan latar belakang.
- Ground (Latar Belakang): Ground adalah bagian lingkungan atau elemen yang berada di sekitar figur dan menjadi latar belakangnya.
- Gestalt Principles of Perceptual Organization
3. Subjective and Objective Reality
Karena otak bertindak berdasarkan informasi sensorik dan mengaturnya ke dalam konfigurasi yang yang kits sadari, dan oleh karena itu apa yang kita lakukan sesuai dengan tindakan kita pada saat tertentu, adalah produk otak, bukan produk dunia fisik. Koffka menggunakan fakta ini untuk membedakan antara lingkungan geografis dan lingkungan perilaku. Ia mengganggap lingkungan geografis sebagai lingkungan fisik dan lingkungan perilaku adalah interpretasi subjektif terhadap lingkungan geografis.
4. Penjelasan Gestalt Tentang Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu fenomena kognitif yang melibatkan persepsi terhadap suatu benda, orang, peristiwa dalam cara yang berbeda-beda (Surya, M. S., 2003). Oleh karena itu, dalam pandangan teori gestalt diharapkan mampu untuk menangkap makna hubungan antar yang satu dengan yang lainnya. Pemahaman makna dari hubungan inilah yang disebut memahami, mengerti atau insight. Menurut Riyanto, H. Y. (2014) pemahaman gestalt merupakan kegiatan belajar menggunakan insight atau pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan, terutama antara hubungan antara bagian dan keseluruhan. Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indra-indra seperti mata dan telinga (Surya, M. S., 2003).
5. Teori Lewin
Teori ini mengidentifikasi tiga tahap dalam proses perubahan, yaitu:
- Tahap unfreeze adalah tahap di mana perubahan dipersiapkan dan stakeholder dipersiapkan untuk perubahan yang akan datang.
- Tahap change adalah tahap di mana perubahan terjadi.
- Tahap refreeze adalah tahap di mana perubahan dikonsolidasikan dan diintegrasikan ke dalam budaya organisasi
6. Perkembangan Psikologi Kognitif
Perkembangan lebih lanjut dari psikologi Gestalt adalah munculnya “Teori Medan (Field Theory)” dari Kurt Lewin (1890 - 1947). Mulanya Lewin tertarik pada faham Gestalt, tetapi kemudian ia mengeritiknya karena dianggap tidak adekuat. Berkat Lerwin, sebagai perkembangan lebih lanjut di Amerika Serikat lahir aliran “Psikologi Kognitif” yang merupakan perpaduan antara aliran Behaviorisme yang tahun 1940-an sudah ada di Amerika dengan aliran Gestalt yang dibawa oleh Lewin.
Aliran psikologi Kognitif sangat menitikberatkan proses-proses sentral (seperti sikap, ide, dan harapan) dalam mewujudkan tingkah laku. Secara khusus, hal-hal yang terjadi dalam alam kesadaran (kognisi) dipelajari oleh aliran ini sehingga besar pengaruhnya terutama dalam mempelajari hubungan antar manusia (Psikologi Sosial). Diantara tokohnya adalah F. Heider dan L. Fertinger.
7. Mind Map Materi
Nama : Sita Miftahul Jannah
NIM : 2310322021
Kelas : B
Jurusan : Psikologi
Komentar
Posting Komentar