Perspektif Biologi dalam Psikologi
PERSPEKTIF BIOLOGI DALAM PSIKOLOGI
1. Cara Kerja Neuron dan Nerves
a. Cara Kerja Neuron
- Neuron menerima sinyal dari neuron lain atau sel-sel sensorik seperti sel-sel penglihatan, pendengaran, atau sentuhan. Sinyal bisa berupa rangsangan listrik atau kimia.
- Jika sinyal yang diterima cukup kuat dan sesuai, neuron akan mengubah sinyal tersebut menjadi potensial aksi. Potensial aksi adalah perubahan cepat dalam potensial membran neuron yang menyebabkan pengiriman sinyal listrik.
- Potensial aksi merambat cepat melalui neuron. Terjadi melalui perubahan-perubahan cepat dalam konsentrasi ion seperti natrium dan kalium di sepanjang membran sel.
- Di ujung neuron, sinyal listrik tiba di struktur yang disebut akson terminal dan diubah menjadi sinyal kimia dalam bentuk neurotransmiter.
- Sinyal kimia melewati celah sinapsis menuju neuron atau sel target.
- Sinyal kimia di sinapsis berinteraksi dengan reseptor di sel target, memungkinkan transmisi sinyal dari satu neuron ke neuron berikutnya atau sel target (misalnya, sel otot atau sel kelenjar).
- Sel target mengalami perubahan potensial membran sebagai respons terhadap sinyal kimia yang diterimanya di sinapsis.
- Sinyal-sinyal kemudian berlanjut melalui jaringan saraf, memungkinkan komunikasi dan koordinasi aktivitas tubuh yang beragam, termasuk gerakan otot, persepsi sensorik, pengolahan informasi, dan fungsi-fungsi kognitif lainnya.
b. Cara Kerja Nerves
- Sel-sel sensorik dalam tubuh mendeteksi rangsangan eksternal dan internal.
- Sel-sel sensorik mengubah rangsangan ini menjadi sinyal listrik yang disebut potensial aksi.
- Potensial aksi bergerak cepat melalui serabut saraf sensorik menuju sistem saraf pusat.
- Di otak dan sumsum tulang belakang, informasi dari berbagai sensor diintegrasikan dan diproses.
- Setelah pemrosesan informasi di otak, impuls saraf yang mengandung instruksi dan tanggapan dikirim melalui serabut saraf motorik ke organ atau jaringan yang relevan. Menyebabkan reaksi fisik atau perilaku yang sesuai dengan rangsangan awal.
- Sel-sel saraf berkomunikasi satu sama lain di sinapsis. Di sinapsis, sinyal listrik dari neuron pengirim mengubah sinyal kimia (neurotransmitter) yang dirilis ke neuron penerima atau sel target.
- Sinyal kimia memungkinkan transduksi sinyal dari neuron ke sel target atau neuron berikutnya dalam rantai.
- Sinyal listrik dan kimia bergerak melalui jaringan saraf dan membentuk jalur komunikasi kompleks yang menghubungkan seluruh tubuh.
- Sinyal memungkinkan fungsi tubuh yang sangat beragam.
2. Sistem Saraf Tepi dan Pusat
a. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi atau system saraf perifer terdiri dari saraf dan neuron yang tidak terkandung dalam otak dan sumsum tulang belakang, memungkinkan otak dan sumsum tulang belakang untuk berkomunikasi dengan sensorik sistem dan untuk mengontrol otot dan kelenjar tubuh. Berfungsi mengirim informasi ke dan dari pusat sistem saraf. Sistem saraf tepi terdiri atas dua, yaitu
- Sistem Saraf Otonom : Secara otomatis mengatur kelenjar, organ internal dan pembuluh darah, pelebaran pupil, pencernaan, dan tekanan darah. Terbagi atas dua divisi:
- Divisi Parasimpatik : Mempertahankan fungsi tubuh dalam kondisi normal dan menghemat energi.
- Divisi Simpatik : Mempersiapkan tubuh untuk bereaksi dan mengeluarkan energi di saat-saat stress.
- Sistem Saraf Somatik : Membawa informasi sensorik dan mengontrol pergerakan otot rangka. Terbagi atas dua sistem:
- Sistem Sensorik (Afaren) : Membawa informasi dari Indera ke sistem saraf pusat.
- Sistem Motorik (Eferen) : Membawa pesan dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar.
b. Sistem Saraf Pusat
Terbagi atas 2 bagian, yaitu:
- Otak : Inti sebenarnya dari sistem saraf. Mengambil informasi dari indera, memprosesnya, membuat keputusan, mengirimkan perintah ke seluruh tubuh; menunjukkan banyak neuroplastisitas, dapat juga berubah melalui neurogenesis.
- Sumsum Tulang Belakang : Kumpulan neuron panjang yang membawa informasi ke dan dari otak; membantu mengontrol respons nyeri, jalur yang menghubungkan otak dan sistem saraf tepi.
3. Sistem Kerja Kelenjar Endokrin
Kelenjar Endoktrin adalah kelenjar yang mengeluarkan bahan kimia yang disebut hormon, langsung ke dalam aliran darah. Memengaruhi perilaku dan emosi dengan memengaruhi aktivitas otak dan dengan mengendalikan otot dan organ seperti jantung, pancreas dan organ seks.
Sistem endokrin bekerja lebih lambat, dan secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas kelompok sel di seluruh tubuh. Sistem ini bekerja dengan menggunakan hormon dan bahan kimia yang disekresikan oleh kelenjar endokrin ke dalam aliran darah lalu diangkut ke bagian lain dari tubuh, dan memiliki efek spesifik pada setiap sel target.
Setiap sel target dilengkapi dengan reseptor yang hanya mengenali molekul hormon yang yang bekerja pada sel itu. Reseptor menarik molekul-molekul itu keluar dari aliran darah dan masuk ke dalam sel. Beberapa kelenjar endokrin diaktifkan oleh sistem saraf, dan yang lainnya diaktifkan oleh perubahan kondisi kimiawi internal tubuh.
Salah satu kelenjar endokrin utama adalah kelenjar hipofisis. Kelenjar ini sebagian merupakan hasil dari otak dan terletak tepat di bawah hipotalamus. Kelenjar Hipofisis disebut sebagai 'kelenjar induk' karena menghasilkan hormon yang paling berbeda dan mengontrol aktivitas sekresi kelenjar endokrin lainnya. Salah satu hormon hipofisis adalah hormon pertumbuhan yang memiliki tugas penting untuk mengendalikan pertumbuhan tubuh. Dwarfisme disebabkan oleh terlalu sedikit hormon hipofisis, dan Gigantisme disebabkan oleh terlalu banyak hormon hipofisis.
Hormon lain yang dilepaskan oleh hipofisis memicu aksi kelenjar endokrin lainnya, seperti tiroid, jenis kelamin kelamin, dan lapisan luar kelenjar adrenal. Pacaran, perkawinan, dan perilaku reproduksi pada makhluk hidup adalah didasarkan pada interaksi yang kompleks antara sistem saraf aktivitas dan pengaruh hipofisis pada kelenjar seks.
Hubungan antara kelenjar hipofisis dan hipotalamus menggambarkan interaksi yang kompleks. Sebagai respons terhadap stres (ketakutan, kecemasan, rasa sakit, peristiwa emosional, dan sebagainya), neuron tertentu dalam hipotalamus mengeluarkan faktor pelepas kortikotropin (CRF), yang dibawa ke hipofisis melalui struktur seperti saluran. CRF merangsang hipofisis untuk melepaskan hormon adrenokortikotropik (ACTH), hormon stres utama tubuh. ACTH dibawa oleh aliran darah ke kelenjar adrenal dan organ-organ lain, menyebabkan pelepasan sekitar 30 hormon, yang masing-masing berperan dalam penyesuaian tubuh terhadap situasi darurat.
Kelenjar adrenal memainkan peran penting dalam menentukan suasana hati, tingkat energi, dan kemampuan seseorang untuk mengatasi stres. Inti bagian dalam kelenjar adrenal mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin (juga dikenal sebagai adrenalin dan noradrenalin). Epinefrin mempersiapkan organisme untuk keadaan darurat. Epinerfin mempengaruhi otot polos dan kelenjar keringat dan juga menyempitkan pembuluh darah di perut dan usus dan membuat jantung berdetak lebih cepat.
Norepinefrin juga mempersiapkan organisme untuk tindakan darurat. Norepinefrin merangsang hipofisis untuk melepaskan hormon yang bekerja pada lapisan luar kelenjar adrenal. Hormon ini merangsang hati untuk meningkatkan kadar gula darah untuk memberikan energi yang dibutuhkan tubuh untuk bertindak cepat.
4. Studi tentang Otak (Struktur dan Fungsi Otak)
a. Struktur Otak
- Otak Belakang, terletak di atas sumsum tulang belakang dan sangat penting untuk fungsi dasar kehidupan.
- Sumsum belakang (Medulla)
- Pon
- Formasi Retikuler
- Otak Kecil (Cerebellum)
- Otak Tengah, terletak di atas pons dan dikelilingi otak depan.
- Kolikulus Superior dan Inferior
- Substantia Nigra
- Otak Depan
- Talamus
- Hipotalamus
- Kelenjar Pituitari
- Sistem Limbik
- Korteks Serebral
b. Fungsi Otak
- Otak mengatur seluruh fungsi tubuh dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
- Otak besar berfungsi dalam pengolahan informasi sensorik, pengaturan gerakan tubuh, dan pengambilan keputusan.
- Otak kecil bertanggung jawab dalam mengendalikan gerakan, menjaga keseimbangan, serta mengatur posisi dan koordinasi gerakan tubuh.
- Batang otak berfungsi sebagai stasiun pemancar yang menghubungkan otak besar ke saraf tulang belakang, serta mengirim dan menerima pesan antara berbagai bagian tubuh dan otak.
- Setiap bagian otak memiliki tugas tertentu yang memengaruhi fungsi tubuh. Tiap bagian otak memiliki fungsinya masing-masing, seperti lobus frontal yang berfungsi mengendalikan bahasa, fungsi motorik, memori, kepribadian, dan fungsi kognitif.
Nama : Sita Miftahul Jannah
NIM : 2310322021
Kelas : B
Jurusan : Psikologi
Komentar
Posting Komentar